Rabu, 08 Mei 2013

kesehatan masyarakat

oleh : Etri Selpawani Fredy

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT


Kesehatan adalah faktor utama yang paling penting dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Bila kita sehat maka segala urusan bisa di capai. Tetapi bila hidup kita tidak sehat, untuk melakukan aktivitas akan terhambat.
Kesehatan bukan hanya untuk diri kita, tetapi untuk lingkungan sekitar kita. Bila kita sehat tetapi lingkungan tidak sehat itu menjadi faktor yang buruk untuk kehidupan kita. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Dengan kita sehat, sekitar kita sehat itu membuat kita menjalani hidup bermasyarakat akan nyaman dan tenang, berbeda dengan di sekitar kita banyak warga mengalami sakit. Ketenangan tidak bisa kita dapat, namun kecemasan yang akan datang.
Pengupayaan kesehatan masyarakat terus di terapkan oleh pemerintah, namun sosialisasi ke masyarakat itu rawan kebocoran. Masih banyak kita lihat saudara kita hidup terlantar dan kurang layak dalam menjalani hidup bermasyarakat. Masih banyak angka kematian bayi di suatu daerah karena kurangnya kesadaran dan pentingnya kesehatan dan juga perilaku lingkungan yang membuat perawatan bayi rentan kurang sehat. Sarana kesehatan seperti puskesmas yang jauh dari tempat mereka tinggal menjadi faktor susahnya masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
Disini peran pemerintah sangat penting untuk menciptakan masyarakat nyaman, sehat, pintar dari penjuru tanah air, bukan cuma daerah perkotaan tetapi sampai kepelosok daerah yang terpencil. Karena itu menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melindungi masyarakat. Dengan diperbanyak sarana kesehatan yang murah, sehingga masyarakat terjangkau dan hindari kesenjangan sosial yang selama ini menjadi polemik. Bagaimana mungkin masyarakat bisa sehat kalau yang berobat hanya orang yang mempunyai dana besar sedangkan untuk masyarakat kecil yang sangat membutuhkan tidak bisa menikmati layanan kesehatan dikarenakan tidak mampu membeli obat. Sehingga masyarakat mecari alternatif lain yang membuat kesehatan mereka semakin memburuk.
Dalam kaitannya, masalah kesehatan dan lingkungan ada segelintir masalah yang perlu dicermati, yaitu masalah gizi pada individu. Pada era Global saat ini perlu dicermati pada daerah di Indonesia Khususnya. Dengan berkembangnya ilmu gizi dan perubahan pola makan serta gaya hidup pada tahun 1980-an terjadi transisi pola masalah gizi dari masalah gizi kurang ke masalah gizi lebih. Di negara berkembang khususnya Indonesia masa transisi ini oleh Soekarman (1991) disebutnya masalah gizi ganda.strategi perubahan dalam masalah ini perlu memerlikan penyesuaian, dimana di amerika pada tahun 1980 ada yang namanya Pedoman Gizi Seimbang yang mana ditujukan untuk pengelompokan makanan dalam asupan untuk gizi masyarakat yang ada di Amerika Serikat.
Untuk itu kita sebagai masyarakat harus saling bersama sama mewujudkan kesehatan pada diri kita juga lingkungan kita sehingga tidak munculnya penyakit yang bisa meresahkan masyarakat. Hindari perilaku yang membuat hidup tidak sehat, seperti membuang sampah sembarangan, membuang sampah ke sungai yang bisa membuat banjir. Kesadaran kita tentang kesehatan sangatlah penting dan kebersamaan menjadikan negara kita menjadi kuat dan maju

Kesehatan lingkungan itu merupakan kesehatan yang sangat penting bagi kita dan sekitar dimana kita tinggal baik secara pribadi atau berkelompok. Dikatakan lingkungan kita sehat itu harus bisa memenhui syarat syarat yang menjadi kesepakatan bersama didalam lingkungan yang sehat. Dikatakan lingkungan sehat itu berhubungan dengan masyarakat di lingkungan kita bukan cuma pribadi misalnya dalam lingkung RT, RW itu termasuk kesehatan lingkungan. Bila dalam bagian masyaratkat tersebut sehat itu bisa dikatakan lingkungan memenuhi persyaratan kesehatan.

                  1.          Keadaan air
Kebersihan air paling penting, karena air menjadi syarat utama orang untuk hidup. Air tidak boleh tersemar dan tidak berbau. Air harus bisa memenuhi syarat kesehatan sehingga bisa di konsumsi. Pengadaan air bersih dalam suatu lingkungan itu menjadi kewajiban lingkungan tersebut.
                  2.          Kadar Udara
Disamping air kita bisa hidup karena udara atau oksigen, maka dari itu udara harus tetap bersih dan usahakan pencemaran udara di lingkungan tidak boleh terjadi.  Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
                  3.          Keadaan Tanah
Untuk kelangsungan hidup masyarakat membutuhkan tanah untuk menanam bahan pokok seperti padi, gandum, umbi umbian, sayuran, buah buahan. Keadaan tanah harus subur dan sehat, hasil panen tersebut kita makan dan apabila hasil panen tersebut bagus membuat tubuh kita menjadi sehat juga dengan lingkungan kita.Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
                  1.          Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
                  2.          Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
                  3.          Mengolah tanah sebagaimana mestinya
                  4.          Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
                  5.          Membuat saluran pembuangan air yang lancer
                  6.          Penanaman tumbuhan di sekitar rumah untuk menghasilkan udara bersih

                  1.          Menjaga agar lingkungan bersih dan sehat
Dengan lingkungan yang sehat itu membuat masyarakat sekitar hidup menjadi nyaman dan terbebas dari penyakit yang bisa mengganggu masyarakat. Semakin banyak muncul penyakit yang meresahkan masyarakat, bila dari diri kita dan lingkungan sehat akan membuat lingkugan tentram dan kehidupan masyarakat menjadi lancar.
                  2.          Mengurangi pemanasan global
Udara yang bersih dengan banyak tanaman hijau disekitar rumah akan membantu kita menghasilkan air yang bersih, tanah yang subur, juga membantu mengurangi pemanasan global yang diakibatkan sudah tipisnya lapisan ozon, itu disebabkan banyaknya hutan gundul yang ditebangi untuk area perumahan.
                  3.          Pengelolaan sampah yang benar
a.         Membersihkan sampah organic
Sampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut.
Contoh sampah organik :
·           Daun-daun tumbuhan
·           Ranting-ranting tumbuhan
·           Akar-akar tumbuhan


                  4.          Membersihkan sampah non organic
Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.

Perkembangan epidemologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Bahwasanya lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit sudah sejak lama diperkirakan orang (Fox, 1960) yang dikutip oleh Soemirat dalam bukunya. Kita bisa ambil contoh pada daerah lembab dan banyak genangan air di sekitar kita pasti ada tempat berkembang biak nyamuk baik itu berpotensi menyebabkan penyakt malaria maupun demam berdarah, disitulah letak penyakit bisa muncul karena lingkungannya tidak baik dan tidak bersih. Dalam konteks makanan yang kita makan banyak pedagang kaki lima yang berjualan tidak mengkondisikan dengan lingkungannya sehingga tak jarang pula setelah memakan di tempat yang seperti itu bisa menimbulkan sakit perut.
Seorang tokoh kedokteran, Hippocrates (460-377), adalah tokoh pertama-tama berpendapat bahwa penyakit itu ada hubungan dengan fenomena alam dan lingkungannya. Dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu yang mempelajari proses interakasi in disebut Ekologi dan secara khusus Ekologi Manusia, apabila perhatian studi itu adalah manusia (Boughey, 1973).
Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya pendukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Unsur udara, air, makanan, dan sandang yang diambil dari lingkungan hidupnya, namun proses interaks itu tak selalu medapatkan keuntungan, bahkan kadang-kadang bisa mendapatkan kerugian, sebagai contoh jka manusia makan dan minum untuk menghilangkan rasa haus dan lapar namun jika terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menimbulkan kelainan nutrisi, begitu juga jika makan tersebut mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat tersebut dapat berupa racu asli ataupun akibat kontaminasi makanan tersebut dengan zat kimia yang berbahaya sehingga dapat terjadi keracunan atau penyakit.

Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia (Soemirat,1994). Karena jumlah penduduk yan terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus bertambah melebihi jumlah penduduk ini, apabila kecukupan pangan harus tercapai. Permasalahan yang timbul dapat diakibatkan karena ada kualitas dan kuantitas bahan pangan, hal ini bermaksud untuk mendapatkan energi agar tetap bertahan hidup dan tidak untuk menjadi sakit karenanya. Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting.
Jika dilihat dari kuantitas, baik yang berlebih maupun yang kekurangan akan menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan disebabkan oleh jumlah makanan yang berlebih, juga kualitas nyayang tidak seimbang contohnya penyakit Jantung, Diabetes, dan penyakit Darah Tinggi, demikian pula kekurangan gizi, ada yang hanya kekurangan kuantitas makanan saja, tapi juga seringkali kualitasnya kurang. Di Indonesia sebagaian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi, terutama pada anak-anak. Taraf kekurangan gizi pada balita di Indonesia untuk tahun 1988 kurang lebih 10%.
Menurut Soemirat, Keadaan kurang gizi juga sangat dipengaruhi oleh:
·           Pengetahuan masyarakat tentang yang kurang, berbagai kepercayaan tentang makanan, sehingga anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi.
·           Kontaminasi makanan dan minuman bayi akibat lingkungan yang tidak sehat, bayi menderita penyakit bawaan makanan, sehingga pertumbuhan anak terganggu.
·           Prioritas hidup lainnya selain makanan bergizi memiliki barang elektronik atau kendaraan bermotor yang membawa akibat luas. Pendapatan tidak lagi di prioritas untuk membeli makanan bergizi.

Makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga sangat baik untuk perumbuhan zat-zat lainnya seperti mikroba dalam tubuh, jadi untuk untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari makanan, perlu dijaga kebersihan makanan. Gangguan kesehatan terjadi akibat bawaan makanan dan keracunan makanan.

Lingkungan pada sekitar kita turut berandil besar dalam masalah kesehatan, jika dilihat dari apa yang ada dalam pembahsan dalam makalah ini. Lingkungan yang kita ketahui terdapat unsur-unsur yang menjadi sesuatu bahan yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia seperti tanah, udara, air. Dari unsur-usur itulah manusia bisa bertahan hidup.
Dalam kaitannya dalam kesehatan dijelaskan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan, dari segi lingkungan sekitar maupun lingkungan makanan yang mana kita konsumsi sehari-hari, berkaitan dengan itu bahwa lingkungan bisa mempengaruhi gizi manusia, jika dilihat dari lingkungan makanannya, makanan sangat penting untuk tubuh karena makanan adalah sumber energi untuk manusia melakukan aktifitasnya, biasaanya manusia mencoba berbagai macam hal, bisa makan ditempat yang lingkungannya tidak higienis contohnya itu bisa menyebabkan penyakit yang bisa menghambat pertumbuhan gizi khususnya pada anak yang sangat rawan jika dikaitkan dengan gizi. Karena pada masa anak-anak adalah dalam masa perkembangan tubuh serta otaknya jika terhambat gizinya maka akan terhambat pula pertumbuhan otaknya

Jagalah lingkungan sekitar kita agar tetap bersih sehingga kesehatan kita bisa tetap terjaga dengan berperilaku baik dan benar dalam mengelola lingkungan,diantaranya :
·         Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
·         Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
·         Mengolah tanah sebagaimana mestinya
·         Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
·         Penanaman tumbuhan disekitar rumah untuk udara yang bersih
·         Pembuatan saluran pembuangan air yang lancar

DAFTAR PUSTAKA

Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatam lingkungan. Bandung: Gadjah Mada University Press
Soekirman. 1999. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarata: Departemen Pendidikan Nasional
Tarwotjo, Ignatius, dkk.1988. Hubungan Makanan Tercemar Dengan Keadaan Keadaan Gizi. Makalah disajikan pada Workshop on National Food Contamination, Ciloto
Fox, Jhon P. Hall, Carrie E,. Elvebeck, Lila R. 1970 . Epidemology, Man and Diseases. London: Macmillan Pub.Co
Ehlers, Victor M. And Steel, Ernest W. 1969. Municipal and Rural Sanitation. New York: McGraw-Hill Book Co.

pengaruh usia ibu terhadap kehamilan


 
oleh : etri selpawani fredy
TAHUKAH ANDA PENGARUH USIA CALON  IBU dengan KEHAMILAN PADA WAKTU PERSALINAN?
          Di Indonesia banyak remaja bahkan para orang tua yang belum mengetahui bahaya menikah atau menikahkan anak pada usia dini. Banyak juga masyarakat yang belum mengetahui bahaya hamil di usia tua. Serta banyaknya remaja yang  harus menikah pada usia muda karena desakan orang tua yang dikarenakan faktor  ekonomi dan hamil diluar nikah karena pergaulan bebas, menyebabkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) terus meningkat di Indonesia. Banyak masyarakat yang belum mengetahui pengeruh tingkat kematangan tubuh (organ reproduksi) terhadap kehamilan.
            Ingin punya anak adalah hak setiap orang, namun perlu di fikirkan juga resikonya jika menjalani kehamilan pertama diusia “lanjut”.
            Perlu diketahui oleh pasangan usia subur (PUS), bahwa usia terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) beresiko dengan kehamilan. Wanita yang dinikahkan pada usia terlalu muda, missal umur 13-15 tahun  maka perkembangan rongga panggul belum maksimal. Perkembangan rongga panggul baru maksimal setelah titik pertumbuhan tinggi badan telah terhenti (antara 18 s/d 22 tahun). Akibatnya kehamilan pada usia muda akan lebih berisiko dengan pnyulit pada waktu persalinan, bayi yang akan lahir nantinya lebih sulit melewati diameter  rongga panggul ibu yang belum maksimal. Usia terlalu tua pada kehamilan juga berisiko dengan penyulit pada saat persalinan, seperti pendarahan.
            Beberapa risiko lain yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. “Bisa jadi secara mental pun si wanita belum siap. Ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan kandungannya rendah. Di luar urusan kehamilan dan persalinan, risiko kanker leher rahim pun meningkat akibat hubungan seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun.
Berbeda dengan wanita usia 20–30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. “Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara mental pun siap, yang berdampak pada perilaku merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati.
Sedangkan usia 30-35 tahun sebenarnya merupakan masa transisi “Kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan, termasuk gizinya, dalam keadaan baik,”
Setelah usia 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. “Di kurun usia ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Itu sebabnya, sebenarnya, tidak dianjurkan menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun
Bagi wanita yang menunda pernikahan dan keinginan punya anaknya, kelak di masa usia dewasa madya malah sibuk mengurus bayi. Akibatnya, kepuasan di masa ini pun menurun. Apalagi, meski secara mendasar di usia dewasa madya wanita lebih matang, tetapi secara fisik ia berisiko tinggi menjalani kehamilan dan persalinan.
Semakin bertambah usia, semakin sulit hamil karena sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit. Selain itu, kualitas sel telur juga semakin menurun. Itu sebabnya, pada kehamilan pertama di usia lanjut, risiko perkembangan janin tidak normal dan timbulnya penyakit kelainan bawaan juga tinggi, terutama sindroma Down.